Pada tahun 1914 sampai 1916, di Singkawang, Kalimantan Barat, terjadi perlawanan hebat dari orang2 Tionghoa terhadap penjajah Belanda.
Peristiwa ini dalam sejarah disebut sebagai "Perang Kenceng". Akibat peperangan ini, banyak orang yang mengungsi dengan membawa tempat menanak nasi,yang dalam bahasa setempat disebut "kenceng". Dalam dialek Hakka, perang ini dinamakan Pemberontakan Sam Tiam (Tiga Titik).
Perang tersebut berakhir tahun 1916, karena tertangkapnya A Lia Phat, seorang panglima perang. Beliau kemudian dihukum gantung oleh Belanda.
Orang2 Tionghoa di Kalimantan Barat memang sangat terkenal dengan pembangkangannya terhadap Belanda. Mereka menolak bayar pajak dan akibatnya harus menerima serangan Belanda. Serangan Belanda tersebut, mereka hadapi dengan gagah berani tanpa mengenal rasa takut.
Banyak kisah perlawanan orang2 Tionghoa di Kalimantan Barat yang harus dicatat dalam bagian sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Mereka terkenal sebagai orang2 yang ulet dalam bekerja dan berani dalam mempertahankan prinsip. Tampak dalam foto, seorang "Tatung" sakti asal Singkawang dalam perayaan Cap Go Meh.
Kita Sebangsa Setanah Air dan Setara!
Merdeka!
Merdeka!
Sumber:
1. Penambang Emas, Petani, dan Pedagang di "Distrik Tionghoa" Kalimantan Barat. Karya Mary Somers Heidhues.
2. Demi Waktu, Potret Tionghoa Singkawang. Karya Frino B.
3. Majalah Sinergi Indonesia, Edisi 34, Tahun 2006.
4. Koleksi Museum Pustaka Peranakan Tionghoa.
5. Azmi Abubakar
0 Response to "Panglima Perang Yang Digantung Belanda"
Posting Komentar