Lie Ma Saaij (1815 - 1898)
Orang Besar Kebanggaan Bangsa Indonesia Dari Padang
Karena kesuksesan usaha dan sifat kemanusiaannya yang tinggi, pada 7 Desember 1860, Lie Ma Saaij secara resmi diangkat sebagai Kapitan pertama di Padang. Beliau tak hanya dihormati oleh orang-orang Tionghoa, tapi juga disegani oleh segala lapisan masyarakat di Padang ketika itu.
Aktifitasnya dalam ikut membangun kembali Kelenteng Se Hien Kiong (Kwan Im Teng) yang terbakar habis pada tahun 1861 amat dihargai oleh kalangan Tionghoa, juga kepedulian terhadap berbagai bencana, diantaranya yang tercatat adalah untuk Aceh dan Bengkulu, jelas meneguhkan rasa sosial yang luas bagi sesama manusia dan tak hanya kepada kalangan Tionghoa
Memberikan bantuan luar biasa, yaitu sebanyak satu kapal, terhadap korban letusan Krakatau 27 Agustus 1883 di daerah Bengkulu, yang juga mengalami dampak bencana. Atas jasa kemanusiaan yang begitu besar tersebut, Lie pada 28 November 1883 diangkat sebagai Mayor Titulair dee Chineezen Padang, satu jabatan tertinggi dikalangan Tionghoa.
"Siapa menyangka jika satu teropong Bosscha di Lembang berasal dari koleksi pribadi Lie Ma Saaij?"
Tahun 1922, ketika masa awal berdirinya Observatorium Lembang, teropong milik Lie Ma Saaij tersebut ingin dibeli oleh pemerintah Hindia Belanda dari keluarga Lie di Padang, tapi para ahli warisnya justru menyumbangkannya, dengan maksud agar bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Saat ini (2019) teropong tersebut menjadi koleksi penting di Museum Observatorium Bosscha, Bandung.
Ketika dikunjungi oleh ahli waris keluarga Lie Ma Saaij pada tahun 2009, plakat keterangan sebagai sumbangan yang menempel pada teropong itu sudah lenyap, dan atas inisiatif satu keturunan Lie yaitu Lie He Liang, kembali dibuat plakat sesuai teks aslinya.
Lie memang luar biasa dalam mempersiapkan anak dan keturunannya, sebelum meninggal beliau mengajak ke-4 anaknya untuk bersumpah di depan meja abu istrinya, Lim Jang Nio. Isi sumpahnya sebagai berikut :
1. "Barang siapa dari anak cucu gua suka mengambil lebih banyak harta benda gua, tatkala gua masih hidup atau sudah meninggal, gua sumpah dengan sebetulnya tidak menjadi selamat selama dianya masih hidup".
2. "Barang siapa anak dan cucu gua semasa hidupnya masih makan dari penghasilan gua seperti menjadi tukang judi (main kartu dan sebagainya), maka tidak jadi selamat selama hidupnya".
Dahsyat! Lie Ma Saaij tak hanya kebanggaan bagi keturunannya, tapi beliau juga adalah satu mutiara yang menjadi kebanggaan bersama bagi bangsa ini.
Kita Sebangsa Setanah Air dan Setara
Merdeka!
Sumber:
1. Lie Saaij, disusun oleh Lie He Liang.
2. Koleksi Museum Pustaka Peranakan Tionghoa
3. Azmi Abubakar
0 Response to "Orang Besar Kebanggaan Bangsa Indonesia Dari Padang"
Posting Komentar